post-image

THE BEST SPEAKER AT COMPETITION AND CHARITY OF ENGLISH DEPARTMENT 2017

     Keterkaitan antara teknologi dengan budaya menjadi hal yang paling banyak dibahas oleh peserta speech contest. Teknologi memang seringkali disalahgunakan sehingga berdampak negative bagi perkembangan budaya. Di sisi lain, teknologi dapat menjadi media promosi yang sangat efektif untuk memajukan industry pariwisata Indonesia.

     Maria Gracia dan teman teman satu timnya bersikukuh, komersialisasi akan berdampak negative bagi kebudayaan Indonesia. Apalagi jika dilakukan oleh pihak swasta yang lebih mementingkan keuntungan financial. Ia mencontohkan, terkadang seni sacral disajikan sebagai konsumsi pariwisata. Bukankah itu memperhatinkan?

     Pernyataan itu dibantah oleh Ratih Kusuma dan rekan rekannya. Komersialisasi budaya tidak selalu dihubungkan dengan pendapatan financial satu pihak. Hal ini bias menjadi satu cara agar budaya kita lebih dikenal oleh satu bangsa lain.Sehingga negara lain tidak bias mengklaim kepemilikan eni dan kultur Indonesia. Begitulah suasana babak final kompetensi debat bahasa inggris yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Sastra Inggris (HMPSSI) Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana. Tim yang beradu di babak final adalah tim yang seimbang dari segi penguasaan mosi maupun kemampuan berbahasa inggris. Namun kompetensi harus memiih pemenan. Tim Maria Gracia dari SMAN4 Denpasar harus mengakui keunggulan tim Ratih Kusuma dari SMAK Harapan.

     Kompetesi ini merupakan bagian dari acara Competition bagian dari acara Competition and Charity of English Departement 2017. Agenda ini diselenggarakan pada jumat, 17 Februari- 18 Februari di Auditorium Widya Sabha Mandala FIB  Unud.