post-image

BUKAN SEKADAR MEDALI

SMAS Kristen Harapan Denpasar kembali menorehkan prestasi gemilang. Kali ini, dua guru inspiratif, Ni Ketut Yuli Santosa, S.Si., M.Ling., dan Ni Made Dewi Astuti, S.Si., berhasil meraih Medali Emas dalam ajang National Research Teacher Competition (NRTC) 2024 yang diadakan oleh Indonesian Young Scientist Association (IYSA). Karya ilmiah mereka, berjudul “Persepsi Remaja Bali terhadap Makanan Tradisional Lawar: Studi Psikologi Sosial Nilai Budaya dan Gaya Hidup Modern", berhasil memikat perhatian para juri dan mengharumkan nama sekolah.  

Kolaborasi antara Ibu Yuli dan Ibu Dewi bukanlah yang pertama. Keduanya sering bekerja sama dalam berbagai kompetisi sebelumnya, termasuk lomba media pembelajaran, di mana mereka juga sering membawa pulang juara. Ibu Dewi dikenal sebagai guru yang kreatif dan penuh dedikasi. Ide-ide segarnya selalu memberi nilai tambah dalam setiap karya yang dihasilkan bersama Ibu Yuli.  

Bagi SMAS Kristen Harapan, nama Ibu Yuli sudah tidak asing dalam daftar prestasi. Guru yang dikenal multitalenta ini seringkali tampil di berbagai kompetisi, baik tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Selain mengajar dengan penuh dedikasi, beliau juga aktif sebagai pembina KIR Harapan, ekstrakurikuler unggulan sekolah yang konsisten mencetak juara. Melalui peran tersebut, Ibu Yuli terus menginspirasi siswa-siswi untuk berani berkompetisi dan mengembangkan potensi diri.  

Di sisi lain, Ibu Dewi yang saat ini telah menyelesaikan proses sebagai Calon Guru Penggerak Angkatan 11, memberikan kontribusi dalam penelitian ini. Penelitian ini menunjukkan bahwa lawar, lebih dari sekadar makanan tradisional, adalah simbol identitas budaya Bali yang patut dilestarikan. Dengan pendekatan ilmiah dan data yang komprehensif, penelitian ini menjadi salah satu yang terbaik di ajang NRTC 2024.  

Prestasi ini membuktikan pentingnya kerja sama, dedikasi, dan semangat belajar. Bagi Ibu Yuli, kemenangan ini adalah alat untuk memotivasi siswa agar lebih berani menjelajahi dunia penelitian dan inovasi. Menurutnya, jika guru saja bisa berprestasi, maka tidak ada alasan bagi siswa untuk tidak mencoba. Hal ini juga menjadi misi besar KIR Harapan dalam mencetak lebih banyak generasi berprestasi di bidang riset.  

Lebih dari sekadar medali, pencapaian Ibu Yuli dan Ibu Dewi adalah bentuk nyata bahwa pendidikan mampu menjaga warisan budaya, menginspirasi generasi muda, dan membawa perubahan positif.