
Dibalut Nuansa Nasionalisme, Upacara Peringatan HUT ke-80 RI Berlangsung Khidmat di Yayasan Perguruan Kristen Harapan Denpasar
Minggu, 17 Agustus 2025 — dalam rangka memuliakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80, Semua unit sekolah yang bernaung di bawah naungan Perguruan Kristen Harapan melaksanakan Upacara Bendera yang diwarnai dengan semangat nasionalisme. Upacara ini diselenggarakan sebagai bentuk penghormatan terhadap perjuangan para pahlawan dalam mencapai kemerdekaan Republik Indonesia. Petugas upacara merupakan perpaduan murid dari unit Sekolah Harapan.
Upacara dimulai tepat pukul 7:30 WITA di lapangan depan Perguruan Kristen Harapan Denpasar. Sejak pagi, para murid dari jenjang SD, SMP, samapai SMA dan SMK sudah berkumpul dengan mengenakan pakaian adat Nusantara yang berwarna-warni. Suasana terasa begitu khidmat namun juga penuh semangat, seakan menyatukan keberagaman budaya dalam satu ikatan kebangsaan.
Upacara dimulai dengan laporan komandan pasukan kepada pembina upacara. Formasi pasukan terdiri dari 32 siswa pilihan yang telah menjalani latihan khusus selama awal bulan Agustus. Sebagai pemimpin upacara adalah Kadek Dika Wibhi Hartawan dari kelas XII-3 SMAS Kristen Harapan, yang memimpin jalannya upacara dengan suara tegas dan penuh wibawa.
Setelah laporan dari komandan pasukan kepada pembina upacara, momen sakral pun dimulai yaitu pengibaran Sang Saka Merah Putih. Dengan langkah tegap, tiga anggota Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) SMAS Kristen Harapan melangkah maju dari sisi lapangan, mereka adalah Made Harry Agung Andika Bhayangkara (X-10), I Komang Pradika Wedhatama Putra (XI-A5), Komang Adhitya Kusuma (XI-A2) dan pembawa baki bendera Mutia Alya Azizah (X-7)
Ketiganya mengenakan seragam putih, lengkap dengan peci hitam dan sarung tangan putih. Mereka membawa dan membentangkan bendera Merah Putih dengan penuh kehormatan dan langkah yang selaras. Saat mereka tiba di depan tiang bendera, suasana menjadi hening. Sesaat setelah pengibar bersiap, terdengar aba-aba lantang dari pemimpin upacara, “Hormat, grak!” serunya lantang, menggetarkan suasana pagi. Tali dikaitkan dan bendera mulai ditarik naik, suasana menjadi hening. Langkah mereka terukur, tangan bekerja sigap dan terlatih. Kain merah putih itu pun perlahan naik, mengembang terkena hembusan angin pagi, berkibar gagah di bawah langit biru yang cerah.
Saat bendera merah putih perlahan dikibarkan, seluruh peserta upacara berdiri tegap. Lagu Indonesia Raya bergema dengan lantang, diiringi oleh Marching Band Bahana Harapan dari SMPK 1 Harapan. Bulu kuduk merinding dan dada terasa penuh rasa bangga menjadi bagian dari bangsa Indonesia.
Setelah bendera mencapai puncak tiang, pemimpin upacara kembali memberi aba-aba, “Tegak, grak!” Upacara dilanjutkan dengan pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan, UUD 1945, dan Pancasila, disusul dengan amanat dari pembina upacara, Bapak Cornelius Hartana.
Dalam amanatnya, beliau menyampaikan pesan kepada para murid dan seluruh warga sekolah untuk memaknai kemerdekaan tidak hanya sebagai perayaan, tetapi sebagai tanggung jawab moral dan karakter. Dengan suara tenang namun menggetarkan, beliau menyampaikan, "Kemerdekaan adalah sebuah tanggung jawab yang besar. Merdekakan pikiranmu dari rasa malas membaca, merdekakan dirimu dari menyontek dan godaan ketidakjujuran. Merdekakan potensimu dengan terus belajar, berinovasi, dan terus berkarya."
Pesan tersebut disambut penuh perhatian oleh para peserta upacara. Beliau menekankan bahwa kemerdekaan sejati bukan hanya bebas dari penjajahan, tetapi juga bebas dari kebiasaan buruk yang menghambat pertumbuhan diri. "Masa depan Indonesia tidak digambar di kanvas kosong, melainkan dilukis di setiap prestasi; di setiap proses mengajar, di setiap tindakan baik. Teruslah belajar, berkarya, dan mencintai negeri ini,” terusnya.
Seusai upacara, kemeriahan berlanjut dengan adanya penampilan dari tim Marching Band Bahana Harapan dan group tari SMPK 1 Harapan. Kegiatan ini tidak hanya memeriahkan peringatan HUT RI ke-80, tetapi juga mempererat kebersamaan dan semangat kemeriahan di antara siswa.
Tidak hanya sekadar upacara, momentum ini juga merupakan pemupuk nilai-nilai nasionalisme, kejujuran, dan semangat berkarya dalam diri setiap peserta didik. Perjuangan masa kini dan di masa lalu adalah bagaimana generasi muda mewarnai masa depan bangsa dengan integritas, kreativitas, dan kontribusi nyata. Melalui simbol-simbol seperti pakaian adat, lagu kebangsaan, hingga pesan amanat yang menggugah, seluruh rangkaian acara diharapkan membangkitkan kesadaran bahwa kemerdekaan adalah tanggung jawab bersama.
Semoga semangat yang ditanamkan dalam upacara ini tidak berhenti di lapangan, melainkan terus diimplementasikan dalam setiap sikap, karya, dan tindakan para siswa. Dengan begitu, generasi muda di bawah naungan Yayasan Perguruan Kristen Harapan dapat menjadi pribadi yang merdeka dalam berpikir, jujur dalam bertindak, dan aktif dalam membangun bangsa.