post-image

MENGUPAS POTENSI ANAK: SOSIALISASI HASIL PSIKOTES KELAS X DI SMAS KRISTEN HARAPAN

MENGUPAS POTENSI ANAK: SOSIALISASI HASIL PSIKOTES KELAS X DI SMAS KRISTEN HARAPAN

⁠Oleh: Ni Kadek Tara Aisvarya, Early Priscilia Teja, dan ⁠I Putu Demas Mulya Pratama

Sabtu, 18 Januari 2025, SMAS Kristen Harapan Denpasar, menggelar acara Sosialisasi Kurikulum dan Sosialisasi Hasil Psikotes Siswa Kelas X yang dihadiri oleh orang tua/wali siswa kelas X SMAS Kristen Harapan. Kegiatan ini merupakan momen penting untuk menjalin komunikasi dengan orang tua/wali siswa kelas X serta membantu orang tua memahami potensi akademik dan bakat anak-anak mereka dalam menentukan mata pelajaran pilihan untuk persiapan ke kelas XI, serta untuk masa depan mereka.

Acara diawali dengan doa pembuka, dilanjutkan dengan sapaan hangat dari Kepala Satuan Pendidikan  SMAS Kristen Harapan, Bapak Drs. I Gusti Putu Karibawa, M.Pd. Beliau mengapresiasi kehadiran para orang tua/wali siswa yang telah meluangkan waktu untuk mendukung perkembangan pendidikan anak-anak mereka serta menyampaikam pentingnya peran orang tua dalam mendukung perkembangan anak.

Selanjutnya, penyampaian Kurikulum SMAS Kristen Harapan oleh Waka Bidang Kurikulum Ibu Ni Ketut Yuli Santosa, S.Si., M.Ling. Beliau memaparkan struktur kurikulum, penerapan Kurikulum Merdeka di SMAS Kristen Harapan, peraturan akademik, serta berbagai program sekolah, termasuk jejak alumni. Sekolah juga menerapkan berbagai strategi termasuk penguatan tenaga pendidik, pengembangan lingkungan belajar yang kondusif, serta pendampingan siswa agar siswa lebih nyaman dalam proses pembelajaran di sekolah.

Selanjutnya adalah pemaparan hasil psikotes siswa oleh Bapak Drs. Yohanes Bambang R.H.P., Psi., seorang psikolog berpengalaman yang hadir bersama tim, yang telah bekerja sama dengan SMAS Kristen Harapan terkait dengan Psikotes siswa. Beliau memaparkan bahwa hasil psikotes ini bersifat dinamis, artinya dapat mengalami perubahan seiring perkembangan individu dan latihan kognitif yang dilakukan secara terus-menerus. “Hasil psikotes ini bukan sekadar angka. Kecerdasan seseorang tidak bisa diukur hanya dari IQ saja, tetapi juga dari EQ (kecerdasan emosional) dan SQ (kecerdasan sosial). Peran EQ  dan SQ  juga sangat penting dalam kehidupan dan karier,” jelas Pak Bambang. Beliau juga menekankan pentingnya memahami kecerdasan majemuk, yang meliputi delapan aspek, mulai dari kecerdasan linguistik hingga naturalistik, sebagai tolok ukur dalam menentukan minat dan bakat anak. Dengan memahami kecerdasan majemuk, orang tua diharapkan tidak hanya berfokus pada nilai akademik semata, tetapi juga memperhatikan bakat dan minat anak dalam berbagai bidang.

Para orang tua/wali siswa mendengarkan pemaparan dengan baik dan antusias. Dalam sesi tanya jawab, para orang tua dengan antusias mengajukan berbagai pertanyaan, baik terkait hasil psikotes maupun terkait kurikulum dan program sekolah. Pak Bambang dan Bu Yuli menanggapi seluruh pertanyaan dengan baik. Saran-saran yang disampaikan para orang tua juga ditampung sekolah dengan baik dan akan ditindaklanjuti. Bahkan setelah acara selesai, beberapa orang tua mendekati Pak Bambang untuk konsultasi lebih lanjut dan ada juga yang berkomunikasi dengan Bu Yuli, dengan guru BK (Ibu Gloria), serta dengan para wali kelas.

Kegiatan pada hari tersebut berlangsung dengan suasana yang hangat. Salah satu orang tua yang ditemui tim jurnalistik Harapan, Bapak I Ketut Arya Santosa, ketika ditanya apa harapannya terhadap hasil psikotes, menjawab, “Harapan saya kedepannya adalah saya bisa melakukan komunikasi dengan lebih baik kepada anak, dan juga memahami potensi-potensinya, sehingga dengan itu, bisa mendampingi anak untuk mencapai cita-citanya, dan untuk bersekolah dengan lebih baik disini dan kemudian mewujudkan cita-citanya. Mungkin nanti akan ada hambatan-hambatan dalam prosesnya, nah dengan psikotes itu, bisa lebih memahami bagaimana cara-caranya ke depan untuk mengatasi hal tersebut.”

Acara ini tidak hanya memberikan wawasan baru bagi orang tua, tetapi juga memperkuat komunikasi antara sekolah dan keluarga dalam mendukung perkembangan siswa. Dengan adanya pemahaman yang lebih mendalam terhadap minat dan bakat anak, diharapkan setiap siswa dapat berkembang secara optimal sesuai dengan potensinya.