
SEMANGAT HOPE: MERAYAKAN KEARIFAN LOKAL DALAM NUANSA EDUKASI
Aula SMAS Kristen Harapan dipenuhi semangat dan antusiasme sejak pagi hari. Senin, 14 April 2025 giliran ibadah bersama bagi kelas X di aula. Namun hari ini berbeda, seusai ibadah murid tidak langsung kembali ke kelas, namun tetap di aula karena acara dilanjutkan dengan mengenang pengalaman belajar mereka di Desa Adat Penglipuran, Bangli.
Usai ibadah, dua MC, yaitu Bunga dan Selvi, membuka acara utama bertajuk HOPE: Highlighting Our Penglipuran Experience. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) bertema kearifan lokal, yang telah membawa murid kelas X mengunjungi Desa Adat Penglipuran pada 10 dan 11 April 2025.
Untuk mencairkan suasana, para MC memandu ice breaking yang seru dan menyenangkan. Melalui tayangan gambar suasana desa adat di layar, siswa diajak melakukan gerakan tertentu misalnya, melompat ke kanan saat melihat gambar rumah adat, atau ke kiri saat gambar hutan bambu muncul. Gelak tawa dan semangat mengisi ruangan, menandai suasana yang hangat dan penuh antusias.
Acara dilanjutkan dengan penayangan video dokumenter MENYAPA TRADISI yang menayangkan hasil observasi siswa terhadap empat aspek utama: struktur dan tata ruang, arsitektur dan lingkungan, kehidupan sosial-ekonomi, serta pengalaman belajar murid.
Diskusi interaktif kemudian dipimpin langsung oleh Koordinator P5, Ibu Ni Made Dewi Astuti, S.Si. Melalui undian spin nomor absen, siswa dari setiap kelas dipilih secara acak untuk menjawab pertanyaan seputar observasi dan pengalaman mereka di Desa Penglipuran. Setiap jawaban yang tepat langsung disambut tepuk tangan dan diberikan hadiah kecil sebagai penyemangat.
Di bagian akhir acara, siswa mengikuti kuis interaktif berbasis Quizizz secara berkelompok. Kuis ini bukan sekadar menguji ingatan hasil observasi, tetapi juga mengintegrasikan berbagai mata pelajaran seperti kimia, fisika, biologi, matematika, geografi, sosiologi, ekonomi, dan informatika. Pertanyaannya cukup menantang, mendorong siswa untuk berpikir kritis dan bekerja sama dalam tim.
Acara berakhir sekitar pukul 09.40 WITA dengan suasana penuh keceriaan dan refleksi. Murid mengungkapkan rasa senangnya karena bisa belajar secara kontekstual sekaligus menyenangkan.
Kegiatan HOPE menjadi salah satu contoh konkret bahwa pembelajaran lintas disiplin dan berbasis proyek benar-benar bisa menyentuh hati dan pikiran murid, sekaligus memperkuat karakter mereka sebagai Pelajar Pancasila sejati. (red)