
WORKSHOP PSIKOLOGI PENDIDIKAN: SMAS KRISTEN HARAPAN SIAP TANGANI MASALAH PSIKOLOGIS MURID SEJAK DINI
Dalam rangka memperkuat kapasitas guru dalam mengenali dan menangani permasalahan psikologis anak dan remaja di sekolah, SMAS Kristen Harapan turut berpartisipasi dalam Workshop Mengenali dan Menangani Masalah Psikologis Anak dan Remaja di Sekolah: Strategi Intervensi PAUD–SMA/SMK yang diselenggarakan oleh Yayasan Perguruan Kristen Harapan (YPKH) pada Rabu, 9 Juli 2025 bertempat di SMK Wira Harapan.
Workshop ini diikuti oleh seluruh kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru Agama, dan guru BK dari unit-unit sekolah Harapan, termasuk dari SMAS Kristen Harapan. Tujuan utama kegiatan ini adalah agar guru mampu memahami dinamika psikologis anak, mengidentifikasi gejala gangguan sejak dini, serta membangun sistem intervensi dan rujukan kolaboratif di lingkungan sekolah.
Acara diawali dengan doa oleh Kadepsakbang YPKH, Pdt. I Made Budiarsa, M.Si., dilanjutkan dengan sambutan dari Kabid Pendidikan YPKH, Ibu Dra. Ni Made Wirasmini, M.Pd., yang menekankan pentingnya penguatan pendidikan karakter.
Materi pendahuluan disampaikan oleh Pdt. I Made Budiarsa, M.Si. dengan judul Identitas Anak: Pribadi yang Unik. Dalam pemaparannya, beliau menekankan bahwa setiap anak adalah unik karena anak merupakan ciptaan Tuhan, spesial, berharga, mempunyai kelebihan, mempunyai harkat dan martabat, merupakan generasi masa depan, subyek bukan obyek, serta penggali potensi akademik dan non akademik.
Selanjutnya Ibu Audy Ayu Arisha Dewi, M.Psi., Psikologi menyampaikan materi, sesi 1: Psikologi perkembangan anak, tanda awal gangguan emosi dan perilaku anak, sesi 2: Teknik identifikasi dan asesmen awal oleh guru; dan sesi 3: Studi kasus dan FGD per jenjang usia.
Ibu Audy menyampaikan bahwa dalam memahami murid, guru harus memperhatikan faktor BEP (Biologis, Environment, Psikososial). Ketiganya musti diperhatikan dengan baik apakah faktor biologis (genetik, nutrisi, kesehatan); faktor lingkungannya, serta dari sisi psikososialnya apakah ada trauma sehingga tidak berkembang optimal. Oleh karena itu setiap guru hendaknya punya kepekaan dan skill untuk mengamati. Beliau menekankan bahwa guru perlu mengamati tanpa menghakimi. Pengamatan harus berdasarkan perilaku yang tampak, bukan interpretasi pribadi.
Dalam sesi praktik observasi, setiap unit sekolah diminta melakukan simulasi. SMAS Kristen Harapan diwakili oleh guru BK, Ibu Friska Yusmila Dewi, S.Pd., yang mempraktikkan bagaimana melakukan observasi, mencatat perilaku, menganalisis, serta menyampaikan hasil observasi.
Setelah istirahat makan siang, kegiatan dilanjutkan dengan studi kasus dan FGD (Focus Group Discussion). Tiap unit sekolah diberikan satu studi kasus yang relevan dengan jenjangnya untuk dianalisis dan dicari solusinya.
Tim SMA berdiskusi dan menyusun langkah-langkah penyelesaian sesuai dengan contoh kasus yang diberikan. Waka Kesiswaan SMAS Kristen Harapan, Bapak I Putu Daniel Widhyadi S., S.Pd., selanjutnya sebagai perwakilan untuk mempresentasikan hasil diskusi dari tim SMA.
Workshop ditutup dengan penguatan dari narasumber, yang menekankan pentingnya sinergi antara guru, wali murid, dan tenaga profesional dalam menangani masalah psikologis murid. Setiap guru didorong untuk lebih peka, terlatih dalam observasi, dan memiliki sistem pendampingan yang berkelanjutan.
Dengan mengikuti workshop ini, para guru di SMAS Kristen Harapan semakin siap dalam mendampingi tumbuh kembang murid tidak hanya secara akademis, tetapi juga secara mental dan emosional. Ini merupakan langkah konkret sekolah dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman, sehat, dan mendukung tumbuh kembang optimal bagi setiap murid.